"Buku harus dijadikan kapak untuk memecah lautan beku dalam diri kita" #Franz Kafka

Pendidikan yang Kehilangan Peringatan !!!


Ilustrasi

Pendidikan Kebudayaan
Untuk membahas pendidikan di hari pendidikan nasional yang kita peringati setiap tanggal 02 mei, mungkin perlu untuk menjejaki setiap moment gagasan pendidikan Indonesia. Saya jadi teringat dengan pendidikan kolonialisme, mengapa para kolonialis dahulu hanya memperuntukkan pendidikan untuk para pribumi terpandang dan mempunyai kedekatan dengan para kolonialis yang saat itu berstatus rakyat Hindia Belanda di abad 19 dahulu yang sekarang kita sebut Indonesia selain untuk lulusannya dipekerjakan menjadi pegawai dan mengabdi kepada Hindia Belanda. Yah saat itu orang tua kita baru mendapatkan pendidikan lewat Jalur Politik Etis yang disepakati setelah pemerintah Hindia Belanda diprotes di forum internasional akibat perbuatan dan perbudakan yang mereka kelola saat itu sehingga melahirkan, tiga gagasan politik etis diantaranya “Irigasi” untuk keperluan pembangunan pertanian, “Imigrasi” untuk mengajak penduduk bertransmigrasi dan “Pendidikan” untuk mendidik penduduk dalam memperoleh ilmu pengetahuan.

Melalui kebijakan etis penguasa Belanda mau menerima tanggung jawab untuk mendidik orang Indonesia. Pada tahun 1901, segelintir orang Indonesia, 1600 orang di level sekolah dasar dan kurang dari 50 di tingkat sekolah menengah harus berjuang belajar di tengah-tengah orang kulit putih. Empat tahun kemudian, jumlah siswa Indonesia naik tiga kali lipat, dan pada 1930, ada 60.000 siswa di sekolah dasar dan menengah yang dikelola pemerintah Belanda. Para perintis di awal abad ini adalah orang-orang pinggiran, yang teralienasi dari masyarakat Indonesia dan Belanda. (Anthonie Reid, 2018 ;13). Pendidikan ini kemudian mendapat respon yang sangat besar saat itu. Akan tetapi mendapatkan interupsi yang cukup radikal dijamannya seperti Ki Hajar Dewantara yang telah mendirikan sekolah swasta bernama Taman Siswa pada tahun 1922, perbandingan 20 tahun lamanya sekolah Hindia Belanda di Evaluasi oleh tokoh pergerakan seperti Ki Hajar Dewantara.

Menurutnya pendidikan yang diberikan oleh pemerintah Hindia Belanda saat itu menjadikan generasi awal yang bersekolah “tercerai berai” karena pendidikan barat tidak mampu memberikan dasar kultural utama bagi peserta didik. Artinya mereka mendapatkan pendidikan barat dan menjadi kebarat baratan dan melupakan kultur utama yaitu menjadi seorang Jawa, mereka dalam memahami kultur utama mesti mendapatkan pendidikan “Kemerdekaan”, diartikan bahwa setiap manusia berhak mengatur kehidupan sendiri tidak dikekang dan mempunyai kebebasan dan merdeka itu adalah kodrat dari Allah Swt dan mempunyai nilai hidup yang luhur baik sebagai perseorangan maupun hidup dalam kelompok masyarakat. “Kodrat alam”, dimaksudkan bahwa seseorang mesti selaras dengan alam semesta, untuk mencapai kebahagiaan maka alam dan lingkungan juga adalah sesuatu yang wajib seseorang itu jaga demi kelangsungan hidup dan penghambaan kepada Allah Swt.  “Kebudayaan” diartikan sebagai pendidian nilai budaya sebagai aspek untuk memelihara sejarah dan nilai-nilai prinsip dasar dari nenek moyang yang tetap dipelihara untuk kepentingan anak bangsa dan generasi penerus bahwa identitas dan corak kebudayaan tetap ada dan tidak luntur. “Kebangsaan”, diartikan bahwa pendidikan kebangsaan adalah wujud utama bagi rakyat untuk mengetahui arah dan posisi bangsa ke depan yang memiliki cita-cita kebangsaan dengan rasa persatuan yang tinggi.  Terakhir “Kemanusiaan”, diartikan sebagai pendidikan akan mempengaruhi atas terbentuknya cipta rasa dan karsa, tidak hanya mengandalkan intelektual akan tetapi juga meningkatkan kekuatan daya cipta seperti pembangunan kepribadian, pendidikan akademis sampai dengan pengembangan diri berupa pendidikan seni yang terangkum dalam pendidikan afektif (olah rasa), kognitif (aspek pengetahuan) sampai psikomotorik (keterampiran).

Ke lima kewajiban ini lah yang disebut sebagai Panca Darma filosofi pendidikan taman siswa yang dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantara. Salah satu filosofi pendidikan yang paling terkenal hingga hari ini adalah Ing Ngarso Sang Tulodo (memberikan teladan di depan), Ing Madyo Mangun Karso (di tengah membangun semangat), Tut Wuri Handayani (memberikan dorongan dari belakang) semboyan ini bagi angkatan 70 an dan 80 an adalah semboyan yang merasuk sampai kedalam hati nurani dan dihapal diluar kepala, dan menjadikan semboyan ini seakan-akan kekuatan kebangsaan saat itu. Diajarkan disemua level sekolah, semboyannya ditempel di dinding sekolah agar setiap siswa membaca secara sepintas dan menjadikan semboyan tersebut sebagai karakter anak bangsa, bahwa siapapun harus menjadi pemimpin bagi diri masing-masing pada saat berada di depan, berada di tengah dan berada di belakang, di posisi manapun memberi teladan, membangun semangat dan memberi dorongan dari belakang. Tampaknya Panca Darma dan Semboyan Taman Siswa di jaman Milenial saat ini terlupakan, terhapus dalam memori dari benak pesertia didik maupun pendidik kita hari ini dikarenakan derasnya arus informasi dan komunikasi yang membuat peserta didik maupun pendidik tidak lagi mampu menjadi masing-masing teladan, membangun semangat, dan saling memberi dorongan lantaran kehilangan pendidikan kebudayaan sebagai strategi budaya yang paling utama adalah MEMBACA.

Kebangkitan Ormas atau Kebangkitan Pemuda
Politik etis yang dimulai oleh pemerintah Hindia Belanda pada awal tahun 1900 an seolah menjadi simbol kebangkitan pendidikan dan politik anti kolonialisme. Kita cermati bersama dimana awal tahun 1900 saat itu juga bersamaan terbentuk Organisasi pertama yaitu Sarekat Dagang Islam (1905), didirikan oleh para pedagang-pedagang pribumi Islam yang menentang segala kebijakan ekonomi dan kelakuan kolonialisme Belanda. Pada awal tahun 1900 saya melihat ini merupakan kebangkitan awal pendidikan politik dan perlawanan saat itu, kita lihat terbentuknya Sarekat Dagang Islam yang juga menjadi motor penggeraknya adalah Raden Mas Tirtoadisuryo yang kita kenal sebagai tokoh pers dan tokoh kebangkitan nasional, ada Haji Omar Said Tjokroaminoto yang kita kenal sebagai tokoh bangsa dan salah satu pemimpin Organisasi Sarekat Islam pertama setelah berubah dari Sarekat Dagang Islam. Kita mengenal bagaimana Hos Tjokroaminoto “mendidik” para tokoh pemuda besar seperti yang kita kenal sebagai Presiden Soekarno, Semaon, Muso, Alimin, Kartosuwiryo dan Tan Malaka berada dalam satu payung Sarekat Islam. Organisasi Islam pertama dan Organisasi Pemuda pertama yang berdiri sejak awal tahun 1900-an. Tahun tersebut menandai kebangkitan ide, kebangkitan gagasan, pendirian organisasi dan partai serta kebangkitan solidaritas yang begitu tinggi terhadap perlawanan kepada kolonialis Hindia Belanda. Tokoh-tokoh tersebut diatas kemudian menjadi penyambung lidah bagi rakyat sepanjang awal tahun 1900 sampai menjelang kemerdekaan Negara Republik Indonesia tahun 1945.

Sentimen kepada China pada saat itu memang menguat lantaran pedagang merasa jengkel kepada tekanan ekonomi China dan menyebabkan timbul sentimen anti China sejak awal. Disitulah peletakan Intelektual seorang Hos Tjokroaminoto perlunya kepemimpinan generasi yang terdidik untuk membedakan diri dari bangsa China dan Bangsa Eropa. Selain itu, yang menandakan kebangkitan pendidikan dan politik anti kolonialisme diantaranya berdirinya organisasi agama bernama Muhammadiyah  pada tahun 1912 di Jogjakarta yang sampai mengembangkan sendiri sistem sekolah modernnya disamping kemudian merangkul para pribumi muslim yang berada di sekolah-sekolah pemerintah Hindia Belanda pada saat itu dan sampai dengan saat ini tahun 2020 jumlah lembaga pendidikan Muhammadiyah lebih dari 10.000 yang tersebar di seluruh nusantara mulai bidang pendidikan, kesehatan dan yayasan sosial pada tahun sekarang. 12 tahun setelahnya Pada tahun 1926 di jawa timur, berdiri organisasi keagamaan yang berorientasi tradisional yang juga menjadi kelompok agama yang besar sampai hari ini dan kemudian mendapat respon publik yang luar biasa sesuai dengan survey LSI pada Februari 2019 yang lalu, NU didaulat sebagai Ormas terbesar di Indonesia dengan jumlah persentase sampai 49,5% dan Muhammadiyah sebesar 4,3%. Jika melihat jumlah penduduk Indonesia sekitaran 250 juta jiwa dan 80% beragama islam, maka total persentase 49,5% dari 80% yang beragama islam berarti terdapat kurang lebih 100 juta penduduk Indonesia yang beragama islam berafiliasi kepada Ormas Nahdlatul Ulama. Tentu ini adalah tafsiran seberapa besar pengaruh sebuah ormas terhadap orientasi dalam bidang keagamaan, perkaderan sampai orientasi layanan sosial dan pendidikan. Dan tentunya ormas-ormas besar tersebut melahirkan tokoh tokoh pemuda, ulama besar sampai pada pemuda intelektual yang sejak dulu berikrar dan berdakwah untuk Indonesia yang lebih baik, jika melihat ikrar pemuda saat awal-awal 1900 an segala hal yang berbau imperialisme, kolonialisme sampai dengan kapitalisme maka itu adalah musuh bersama.


Share:

28 comments:

  1. Para pendahulu telah berjuang keras agar kita mendapat pendidikan yang layak, bukan hanya golongan tertentu saja tapi setiap masyarakat berhak merasakan bangku pendidikan. Oleh karena itu untuk mengahargai perjuangan para pahlawan pendidikan seperti ki hajar dewantara, hendaknya kita sebagai generasi penerus turut mengharumkan nama baik negara. Salah satu caranya adalah dengan giat belajar dan menghormati hari pendidikan yang dirayakan setiap tanggal 2 mei. Meskipun, diantara kita masih banyak sebenarnya saudara-saudara kita yang tidak sempat merasakan jenjang pendidikan. Entah itu karena putus sekolah atau bahkan sama sekali tidak pernah merasakan yang namanya mengenyam pendidikan. Hal ini dikarenakan biaya yang menjadi beban bagi masyarakat, utamanya golongan ekonomi rendah.

    ReplyDelete
  2. Mengingat pendidikan kolonialisme, para kolonialis dahulu hanya memperuntuhkan pendidikan untuk para pribumi terpandang dan yang mempunyai kedekatan dengan para kolonialis. Dimana pada masa kolonial sangat susah mengenyam pendidikan karena para pemuda dahulu sabagian besar hanya dijadikan romusha (pekerja paksa) dab harus beeada di bawah rezim kolonial. Nah kemudian ki hajar deeantara yang telah mendirikan sekolah swasta bernama taman siswa pada rahun 1922, nah oleh sebab itu kita sebagai generasi harus memperingari hari pendidikan pada tanggal 2 mei sebagai bentuk sumbansi kita tapi yang sangat penting kita sebagai geneeasi harus benar benar memanfaatkan ruang pendidikan ini karena mengingat peejuangan para pendahulu kita sehingga hari ini kita begitu mudah mengenyam pendidikan yang harus di perhatiakan yaitu keseeiusan kita dalam menuntut ilmu.

    ReplyDelete
  3. Jika melihat dari sejarah, bnyak pahlawan kita yang rela gugur demi memperjuangkan hak-hak rakyat indonesia utamanya dalam msalah pendidikan. Namun, yang kita lihat zaman skrng bnyk pemuda yang malah menyia2kan kesempatan dalam dunia pendidikan. Contoh kecilnya adalah tawuran. Bukannya menuntut ilmu, mereka lebih memilih saling unjuk kekuatan

    ReplyDelete
  4. Tulisan ini sangat menarik dan luar biasa, namun Berbicara tentang pendidikan di Indonesia, saya rasa kurang lengkap apabila tidak menonjolkan PGRI dalam tulisan ini, mungkin bisa ditambahkan mengenai bagaimana peran PGRI,latar belakang terbentuknya, isu-isu PGRI yang diangkat sebagai Tuntutan dalam memperjuangkan Pendidikan.

    ReplyDelete
  5. Tulisan yang sangat menarik dan patut untuk kita baca bersama agar mengetahui beberapa hal tentang pendidikan di Indonesia dari zaman ke zaman 👍
    Kita tahu bahwa dulu pendidikan di zaman penjajahan tidak adil dan sangat memilih. Tidak semua rakyat diberikan pendidikan yang layak, salah satu contohnya tentang masalah gender. Wanita di zaman penjajahan dilarang untuk menempuh pendidikan yang tinggi karena orang orang pada saat itu berpikir bahwa wanita walau berpendidikan tinggi tetap saja berakhir di dapur dan menjaga anak-anak.
    Berkat pahlawan wanita yang telah memperjuangkan pendidikan untuk kesetaraan gender tanpa melihat pangkat, jabatan, jenis kelamin dan sebagainya, akhirnya wanita mendapatkan keadilan tentang pendidikan. Mereka juga berhak berpendidikan tinggi dan bersaing dengan yang lain:)
    Terima kasih pahlawan pendidikan.

    ReplyDelete
  6. Tulisan yang sangat menarik untuk dibaca semua kalangan terutama bagi kaum yang berpendidik. Namu kalau dilihat terkait pendidikan yang terjadi sampai sekarang di Indonesia masih sangat memprihatikan. Knp saya bilang demikian? Karena sebagaimana bunyi tujuan dengan Indonesia yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke 4. Dimana di alinea tersebut di jelaskan bahwa tujuan NKRI yang salah satu nya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Dari bunyi tujuan ini menurut saya masih sangat jauh dari apa yang di harapkan, karena masih banyak generasi bangsa sekarang yang putus sekolah. Jumlah anak yang tercatat Putus sekolah tersebut mencapai angka 4,5 juta anak. Tentu ini bukan angka yang kecil. Pemerintah harus gerak cepat dalam menangani hal tersebut. Putus sekolah bukan tidak mempunyai sebab. Seperti faktor sosial, ekonomi dan masih banyak lagi. Faktor ekonomi yang mungkin menjadi kendala utama,karena realita yang terjadi sekarang di Indonesia biaya pendidikan mulai dari PAUD sampai perguruan tinggi sangatlah mahal. Ini menyebabkan anak-anak yang kebutuhan ekonomi nya pas Pasan tidak dapat melanjutkan pendidikan nya.
    Apa ini yang dibilang untuk mencerdaskan kehidupan bangsa? Menurut saya ini sangat jauh dari tujuan NKRI. Kenapa Indonesian tidak memberlakukan sistem pendidikannya di gratiskan, agar semua anak di Indonesia mendapat kan pendidikan yang layak tanpa harus memikirkan cara bagaimana membayar pendidikan nya.

    ReplyDelete
  7. Tulisan yang sangat mendidik, pendidikan dan kebudayaan adalah dua hal yang tak terpisahkan demikianlah menurut menurut Kuntowijoyo.Pendidikan merupakan salah satu wujud kebudayaan, sedangkan budaya adalah sebuah sistem yang mempunyai koherensi.Pendidikan merupakan salah satu upaya manusia yang dengan sadar dilakukan oleh manusia untuk mengembangkan manusia itu sendiri serta masyarakatnya. Sementara itu, kebudayaan adalah hasil akal budi manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari juga memengaruhi perilaku manusia yang memiliki kebudayaan tersebut (kuliah sosio-antropologi).

    ReplyDelete
  8. Dengan ini saya disadarkan kembali mengenai perjuangan pendidikan di Indonesia, yang seperti kita ketahui prosesnya tidak mudah, memakan banyak tenaga,waktu,harta dan pikiran. Hal itu tidak lepas pula dengan jasa para pahlawan, yang dengan gagah beraninya menuntut pendidikan setara bagi kaum wanita dan laki-laki. Sebaiknya hal itu pula yang menjadi refleksi ke diri generasi muda saat ini, untuk terus meningkatkan kualitas agar dapat bersaing dengan negara-negara maju lainnya. Saya paling setuju dengan kegiatan membaca yang harus diterapkan sejak dini, hal ini saya pernah tuliskan juga mengenai pentingnya membaca di blog saya. Kegiatan membaca ini, menjadi wadah yang tepat bagi generasi bangsa untuk memperluas pandangan mereka. Mantap tulisannya pak!��

    ReplyDelete
  9. Tulisan ini menyadari kita bagaimana bangsa indonesia saat memperjuangkan pendidikan ketika zaman kolonialisme serta tulisan ini sangat memotivasi bagi kalangan anak milenial seperti kita untuk lebih giat lagi memperoleh ilmu pengetahuan yg lebih mendalam, karena di zaman yang sekarang ini sudah banyak orang yang menghiraukan pentingnya pendidikan bagi bangsa maupun bagi dirinya sendiri. Dan salah satu staretegi kita sebagai anak bangsa indonesia untuk mendapatkan pengetahuan yaitu dengan cara memperbanyak membaca buku-buku. Tetapi dengan seiringnya waktu zaman sekarang sudah mulai canggih, Kita dapat memperoleh pengetahuan itu dimana saja dan kapan saja.

    ReplyDelete
  10. Dari tulisan ini, kita dapat menyadari bertapa pentingnya edukasi dalam kehidupan kita terutama pada generasi penerus. Dari tulisan ini pun juga dapat membuat kita sadar mengenai kerasnya perjuangan para pendahulu kita dalam memperjuangkan pendidikan di negara ini. Hal tersebut membuat kita dapat menyadarkan kembali diri kita masing-masing terkait masa depan negara kita yang ada di genggaman kita oleh karenanya kita sebagai penerus bangsa patut menggalih ilmu sebanyak mungkin kapanpun dan dimanapun untuk mencapai titik kesuksesan untuk membanggakan diri sendiri, orang tua, keluarga, dan negara. Education for better future!

    ReplyDelete
  11. Dari tulisan ini kita dapat mengetahui Mengenai memperingati hari pendidikan pada tanggal 2 mei.kita sebagai generasi pendidikan memperingati hari yang bersejarah ini.Dimana mengenang masa-masa perjuangan parah pahlawan kita dalam mendirikan pendidikan hingga sekarang ini. Yang dulunya masih kurang memiliki pendidikan karena keterbatasan orang yang bisa memiliki pendidikan.Berkat perjuangan para pahlawan pendidikan sehingga sekarang ini pendidikan sangat di junjung tinggi untuk mendapat kan pendidikan yang baik,tanpa mengenal latar belakang seseorang seperti pada zaman dulu.

    ReplyDelete
  12. Hari Pendidikan Nasional disingkat HARDIKNAS, adalah hari nasional yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia untuk memperingati kelahiran Ki Hadjar Dewantara sebagai tokoh pelopor pendidikan di Indonesia dan diperingati pada tanggal 2 Mei setiap tahunnya. Kita tau bahwa sejarah pendidikan menyadarkan kita sebagai pemuda/i bangsa Indonesia bahwa ada perjuangan para tokoh nasional dalam memperjuangkan hal tersebut dan agar kita tau bahwa pendidikan sangat penting bagi bangsa Indonesia terutama pada kalangan pemuda untuk masa depan bangsa Indonesia yang lebih baik. Perjuangan pelopor pendidikan mengajarkan kita bahwa pendidikan di Indonesia sangat dijunjung tinggi.

    ReplyDelete
  13. Berbicara tentang pendidikan, merupakan salah satu target yang harus diperjuangkan oleh bangsa kita sendiri. Sebagaimana sepenggal bunyi pembukaan UUD, "mencerdaskan kehidupan bangsa". Hal itu sebaiknya menjadi perhatian untuk kita semua, terutama bagi generasi muda Indonesia. Dengan ini juga kita peringati 2 Mei sebagai hari Pendidikan Nasional, untuk menghargai dan menghormati jasa para pahlawan yang dengan semangatnya terus berjuang untuk pendidikan bangsa.

    ReplyDelete
  14. Dari tulisan ini kita dapat menyadari bahwa pendidikan sangatlah penting bagi kita semua,sebagaimana yang kita ketahui bahwa para pahlawan kita telah mempertaruhkan nyawanya hanya demi mendirikan pendidikan ini,oleh karena itu,kita sebagai anak bangsa harus belajar lebih giat dalam mengejar pendidikan yang lebih baik karena nasib bangsa ke depannya ada di tangan kita.

    ReplyDelete
  15. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  16. Tulisan ini dapat menyadari kita bahwa Sebagai pelajar, sebaiknya kita tak hanya sekedar memperingati Hari Pendidikan Nasional saja. Kita juga perlu mengetahui apa makna di balik peringatan tersebut. Dikarenakan para pahlawan terdahulu telah berjuang demi memajukan pendidikan di Indonesia, dan sebagai pelajar kita seharusnya memaknai hari pendidikan dengan menghormati jasa para pahlawan yang telah berjuang. Salah satunya memanfaatkan kesempatan belajar yang telah diberikan semaksimal mungkin dan Sebagai pelajar hendaknya kita memaknai Hari Pendidikan dengan menghormati jasa pahlawan dengan terus bersemangat saat belajar dan ikut serta berkembang agar kualitas pendidikan yang kita punya semakin baik.

    ReplyDelete
  17. Jika ditinjau dri catatan sejarah, yg mnjafi pahlawan pendidikan adalh bpk ki Hajar Dewantara. Namun, seorang pahlawan tdk melulu dlihat dri sbrpa besar prjuangan mreka, ap yg mreka korbankan untk mnegakkan keadilan. Nah dlm hal ini, sya mlihat kta smua sbgai pahlawan. Ya, smua org yang trut berpartisipasi dlm memerangi kebodohan adlh pahlawan pendidikan. Bkn dri sbrpa bnyak materi yg dkorbankan. Tpi sbrpa besar smngat kta dlm menggali ilmu.

    ReplyDelete
  18. Mngkin kta sringkali mndengar org2 brtnya. Knpa sih mesti pak Ki Hajar Dewantara yang dinobatkan sbagai bapak Pendidikan? Kan yg memperjuangkan pendidikan ada banyak, trmasuk R.A Kartini slah stunya, yng tnpa beliau prmpuan tdk akan bsa mngenyam pndidikan smpai skrg ini. Nah mnurut sya, mngapa Ki Hajar Dewantara dsehut2 sbagai bapak pndidikan mskipun ada bnyak yg turut memperjuangkan pndidikan krena yg mnjafi lamdasan atau pelopor perjuangan utanya dlm hal pndidikan itu adalah pak Ki Hajar Dewantara. Jika dtnjau dri sudut pandang perjuangan, memang ad bnyk pahlawan pendidikan, bhkan kta smua para pelajar sbnarnya trmasuk phlawan pndidikan, tapi skali lgi, kta lhat yg pling berpengaruh dalm memperjuangkan pendidikan dlm sejarah siapa? Dia adalah bapak Ki Hajar Dewantara. Itulah mengapa kmudian beliau digadang2 sbgai bapak pendidikan dn dipringati stiap tggl 2 mei.

    ReplyDelete
  19. Tulisan ini Kembali lagi bahwa pendidikan itu sangat penting bagi kita, karena tidak hanya memberi kita pengetahuan akan tetapi mengajarkan kita pada sopan santun dan hal- hal yang benar . pendidikan memupuk kita menjadi individu dewasa ; individu yang mampu merencanakan masa depan dan mengambil keputusan yang tepat dalam hidup. Dan pendidikan yang baik akan membuat kita lebih manusiawi.

    ReplyDelete
  20. Tulisan ini sangat membuka pemikiran saya bahwa ternyata pendidikan di Indonesia sangatlah penting agar bangsa Indonesia memiliki generasi yang cerdas. Mengingat bagaimana perjuangan pahlawan dahulu demi terciptanya pendidikan yang baik di Indonesia bukanlah hal mudah,maka dari itu kita pemuda sekarang patutlah berbangga dikarenakan pendidikan di Indonesia sudah makin maju.Diharapkan juga pemerintah makin membuka mata untuk melihat banyaknya anak dibawah umur yang terpaksa berhenti sekolah dikarenakan biaya,semoga saja Pemerintah dapat meratakan kebijakan sekolah gratis kepada mereka dan juga fasilitas yang baik tentunya.Maju Terus Pendidikan Indonesia.

    ReplyDelete
  21. Tulisan ini sangat bermanfaat membuat kita akan sadar betapa pentingnya pendidikan itu. Pendidikan merupakan hal yg mutlak Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.. Akan tetapi tenaga pendidik khususnya di indonesia seperti tidak di hargai.. Tidak sesuai dengan panggilannya. Pahlawan tanpa tanda jasa miris melihat banyaknya tenaga pendidik yang hanya mempunyai gajih di bawah rata2 khususnya untuk non pns atau honorer. Terlebih kita lihat akhir2 ini banyak sekali pemberitaan guru yg di laporkan oleh orang tua murid karena mencubit si murid-murid yg melawan guru. Dan yg terakhir kasus pak budi yg di cekik oleh muridnya sendiri karena menegur si murid yg tidur saat jam pelajaran. Miris sekali.. Tapi di sisi lain karakter murid di sekolah pun awalnya di bentuk oleh lingkungan keluarga, misalnya orang tua.. Orang tua pun berperan untuk mendidik anaknya.. Mungkin itu saya liat dari segi moralitas.

    ReplyDelete
  22. Tulisan ini membuat saya lebih semangat lagi untuk memprioritaskan pendidikan, sebagai mahasiswa saya ingin sekali aktif berkegiatan agar menjadi produktif dan bermanfaat bagi bangsa dan negara khususnya bukan menjadi mahasiswa apatis yang tidak tahu menahu tentang keadaan dan kondisi bangsanya sendiri. Kualitas pendidikan bergantung pada kualitas generasi mudanya jika generasi nya berkualitas maka otomatis kelas kualitas pendidikan juga akan meningkat. Oleh karena itu jangan jadikan perjuangan pendahulu untuk meciptakan pendidikan yang layak ini menjadi sia sia di era sekarang.(Riri Ananda)

    ReplyDelete
  23. Seperti yang telah terangkum pada tulisan diatas, Panca Darma filosofi pendidikan taman siswa yang dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantara yaitu diantaranya : pendidikan kemerdekaan, kodrat alam, kebudayaan, kebangsaan, dan kemanusiaan. sangat penting bagi kita untuk menyesuaikan lima asas tersebut dalam jenjang pendidikan, namun apa jadinya bila kita mengabaikan asas tersebut? misalnya dalam asas kemanusiaan, kita dapat memperoleh pendidikan tinggi dan pencapaian yang hebat namun jika lisan dan perlakuan kita dengan mudahnya menilai rendah seseorang atau menyakiti seseorang artinya tidak ada sisi kemanusiaan dalam pendidikan yang telah diperoleh. maka dari itu dalam memperoleh pendidikan yang baik mari kita menyesuaikannya dengan aspek aspek yang terkandung dalam panca darma tersebut, contohnya seperti saling menghargai dan tetap memelihara kebudayaan.

    ReplyDelete
  24. pendidikan memiliki sejarah yg panjg, dan untk mndptkannya tidklah mudah. Hingga saat ini mash trdapat bnyak masalah dlam pndidikan, entah itu mutu pendidikan ngara kta yg termasuk rendah, atau bahkan pendidikan yg masih blum merata. Meski trdapat peraturan mngenai wajib belajar selama 12 tahun, namun faktnya hingga saat ini tidk smua wrga negra kta dpt mencicipi pndidikn. Dibutuhkan peran pemrntah dan masyrakat untk mningkat mutu pendidikan. Pendidikan merupakan sesuatu yg sgt istimewa, baik dulu maupun skrg.dgn pendidikan kta dpt mmperbaiki kualitas negara kita.

    ReplyDelete
  25. Tulisan ini mengajarkan kita untuk selalu mengingat perjuangan para pahlawan demi mencerdaskan bangsa ini. Perjuangan Ki Hadjar Dewantara merupakan perbuatan yang sangat mulia dan juga tidak mudah. Pasalnya, kala itu bangsa Indonesia masih dilanda kebodohan, keterbelakangan akibat penjajahan belanda. Namun, pergerakan dari sosok perjuangan itulah yang memajukan pendidikan untuk mempersiapkan putra-putra bangsa yang siap berjuang untuk Indonesia menuju kemerdekaan. Memang, saat ini kita sekarang sudah merdeka. Tetapi, kemerdekaan yang telah dicapai oleh bangsa ini belum membuat bangsa Indonesia maju. Perkembangan zaman dari tahun ke tahun biaya pendidikan di Indonesia semakin mahal. Bagi kalangan masyarakat kelas atas, tingginya biaya pendidikan tidak menjadi suatu masalah, tetapi bagi masyarakat kelas bawah, mahalnya pendidikan tentu saja bukanlah hal yang diinginkan oleh mereka. Karna menurut mereka pendidikan merupakan hal yang penting dan memiliki makna tersendiri bagi mereka yang dapat menggambarkan dan mempertahankan status sosial ekonomi mereka.

    ReplyDelete
  26. Blog yang sangat menarik untuk dibaca pak. Memang saya percaya bahwa pendidikan adalah senjata yang paling mematikan dimuka bumi ini, karena dengan itu kita dapat merubah dunia. Perjuangan pahlawan dalam meningkatkan kualitas pendidikan indonesia patut kita beri apresiasi. Namun di era sekarang ini banyak anak-anak yang sangat ingin melanjutkan pendidikan tapi terhalang oleh perekonomian. Dari segi fasilitas pula, banyak di daerah terpencil di indonesia ini banyak sekali skolah yang minim dalam sarana maupun prasarana, sangat memprihatinkan. Disisi lain tidak sedikit anak-anak kaum menengah keatas yang hanya memanfaatkan sekolah untuk duduk dan absen saja, tidak memanfaatkan untuk mencari ilmu, hanya berpatokan pada kemewahannya saja. Pemerintah seharusnya lebih fokus akan pendidikan ini, mengapa? Karena kita tau bahwa dengan meningkatkan kualitas pendidikan akan menjadikan anak-anak muda serta remaja menjadi orang yang sangat berperan penting dalam meningkatkan indonesia ini ke tempat yang lebih tinggi lagi. Anak muda berprestasi? Mengapa tidak?

    ReplyDelete
  27. Tulisan ini memperlihatkan bagaimana pendidikan di Indonesia berkembang, bagaiamana tokoh tokoh memperjuangkan pendidikan di Indonesia, Pendidikan yang memang memiliki ciri Indonesia, memiliki budaya Indonesia bukan budaya barat. Walaupun di era ini banyak aspek yang berubah di bidang pendidikan, melihat kualitas pendidikan di indonesia masih di bawah negara negara lain terutama daerah pelosok, sngat di sayangkan banyak anak yang punya keinginan tapi tak punya uang. Dan tulisan ini menyadarkan bahwa pendidikan memang penting makanya para pendahulu sangat memperjuangkan pendidikan.

    ReplyDelete
  28. Dengan tulisan ini, kita dapat mengetahui susahnya para pendahulu berjuang agar pendidikan tidak hanya dirasakan oleh kalangan tertentu. Jadi, kita sebagai generasi milenial harus menghargai jasa-jasa mereka. Karena mereka, saat ini pendidikan tidak hanya bisa di rasakan oleh kalangan tertentu.

    ReplyDelete

About Me

My photo
Diri Umar Bakri. Pengoleksi Buku lapuk. Peminum Kopi Kapal Api. Berusaha melancongi imajiner tiap waktu.

Pengunjung Blog

Followers

"Buku harus dijadikan kapak untuk memecah lautan beku dalam diri kita" #Franz Kafka